بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Metro – Anggota Komisi I Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro, Drs. H. Nasrianto Effendi,
M.AP, menilai pengelolaan retribusi parkir di kota Metro akan lebih baik
bila dikekola oleh pihak swasta.
Dari pada menggunakan sistem pengelolaan yang dilakukan selama ini,
yakni menggunakan sistem target. Nasrianto menyatakan, secara prinsip
dirinya mendukung pengelolaan parkir menggunakan sistem swastanisasi.
Dukungan itu sudah pasti bukan tanpa alasan yang nyata. Karena,
menurutnya dengan dikelola oleh pihak swasta akan dapat mengurangi
tingkat kebocoran PAD parkir di Kota Metro. Tentu saja tetap harus
dilaksanakan dengan sistem dan management parkir yang benar dan sesuai
dengan perda yang telah dibuat.
”Nah, kemudian tentu saja nanti yang perlu diperhatikan adalah model
managamannya. Harus dilakukan secara terbuka. Mulai dari pelelangan
dilakukan secara terbukan. Kemudian kita mulai berfikir untuk PAD nya,”
terangnya kepada jejamo.com, Jumat, 1/4/2016.
Untuk menentukan PAD parkir, lanjut Nasrianto akan ditentukan
berdasarkan hasil lelang tertinggi. Sehingga siapa saja yang berani
memberikan penawaran paling tinggi saat lelang maka itulah yang diambil
sebagai PAD parkirnya.
”Yang sudah pasti menentukan PAD nya dengan memilih penawaran
tertinggi dalam pelelangan. Sehingga nanti pencapaian target itu bisa
lebih maksimal dibandingkan dengan target yang ditentukan selama ini,”
katanya.
Nasrianto juga menyebut bahwa target yang selama ini dibuat oleh
Pemda Metro adalah target minimal semua. Padahal menurutnya target itu
dapat lebih digenjot lagi bila dilihat dari potensi parkir yang ada di
Kota Metro.
”Target-target yang diajukan itu kan target minimal semua. Padahal sebenarnya bisa lebih maksimal lagi dari pada itu,” paparnya.
Menurutnya, untuk dapat menyelesaikan permasalah parkir di Kota
Metro. DPRD akan segera melakukan pertemuan dengan Pemda untuk membahas
masalah perparkiran yang timbul selama ini.
”Nanti ketika kita sudah bertemu dengan Pemda Kota Metro. Kita akan
mempertanyakan bagaimana pola yang mereka lakukan selama ini. Sehingga
tidak tercapai tingkat estimasi yang sudah disepakati dalam
pembahasan-pembahasan kita di APBD,” ungkap Nasrianto.
Sementara, meskipun sampai saat ini belum digulirkan pernyataan bahwa
parkir di Kota Metro akan menggukana Swastanisasi. Namun, menurutnya
sudah ada beberapa pihak swasta yang siap dan telah menawarkan diri
untuk mengelola parkir di Kota Metro.
”Sudah banyak dari pihak ke tiga (swasta) yang telah menawarkan diri
untuk mengelola parkir di Metro. Dan mereka juga telah menyatakan siap
mengikuti lelang secar terbuka itu,” jelasnya.
Lanjutnya, menurut mereka (pihak swasta) yang terpenting lelang
dilakukan secara jujur. Sehingga dapat menguntungkan semua pihak dan
pada akhirnya nanti tidak menimbulkan persoalan.
”Pada dasarnya mereka telah setuju mengikuti prosedur yang akan
ditetapkan. Yang jelas semuanya akan menguntungkan kedua belah pihak,”
kata Nasrianto.
Ia juga mengatakan selain menggunakan sistem swastanisasi sebenarnya
ada alternatif lain yang juga lebih efisien pengelolaannya dan dapat
lebih menekan tingkat kebocoran PAD parkir. Yakni menggunakan sistem
e-Parking (parkir meter).
Sebuah management parkir yang telah menggunakan aplikasi software dan
sudah di dukung dengan aplikasi control yang cukup canggih dan efektif.
Seperti camera untuk photo kendaraan dan no kendaraan pada saat
masuk, display dan alat hitung keluar masuk kendaraan sehingga pemilik
mobil yang ingin parkir dapat mengetahui keadaan area parkir apakah
masih area kosong untuk parkir.
”Sistem e-parking ini sudah ada contoh beberapa tempat di Daerah Jawa
yang telah menggunakannya lebih dulu. Dan itu sudah terbukti dapat
meningkatkan PAD retribusi parkir serta dapat menghindari adanya
kebocoran PAD,” pungkasnya.
sumber : jejamo.com
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
0 Response to "Nasrianto : Dukung Swastanisasi Pengelolaan Parkir Kota Metro"
Posting Komentar