بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
MESKIPUN
tak lagi terdengar kerasnya gemericik air, suara burung dan hilir mudik
seriti masih kental terlihat di bendungan Dam Raman, Purwoasri, Metro
Utara, Kota Metro.
Danau
yang masih alami itu kini nyaris tertutup tanaman eceng gondok.
Tampaknya aset wisata yang amat berpotensi itu belum termanfaatkan
dengan baik.
Padahal air yang terbentang luas berada di atas lahan seluas 26 ha itu mampu menjadi magnet yang mendongkrak wahana keindahan dan berkontribusi pendapatan jika disulap menjadi kawasan wisata di Kota Metro.
Padahal air yang terbentang luas berada di atas lahan seluas 26 ha itu mampu menjadi magnet yang mendongkrak wahana keindahan dan berkontribusi pendapatan jika disulap menjadi kawasan wisata di Kota Metro.
Bendungan
yang cukup luas dengan pepohonan lebat dan rindang serta potensi
pertanian kini yang terlihat terbengkalai. Dam baru dimanfatkan untuk
tempat bersantai, memancing, dan menikmati pemandangan karena suasana
alamnya yang indah dan sejuk.
Di
bulan Ramadan tampak ramai pada sore dan siang hari. Pada siang hari
tampak sekelompok warga usia tua duduk sambil menanti umpannya dimakan
ikan. Sedangkan kelompok remaja sore hari ngabuburit menunggu waktu
berbuka.
"Di sini terasa asyik karena pemandangannya indah di samping ikannya banyak. Kalau ada perahu, akan menambah asyik berkeliling di Danau Dam Raman," ujar Hesti warga Hadimulyo, yang ditemui saat bersantai di sana sambil menunggu berbuka.
Tak beda dengan Hadi dan kawan-kawannya, dengan asyiknya memancing sambil menikmati pemandangan. Di bendungan Dam Raman tampak terlihat belahan dua sungai yang akrab, warga menyebutnya kanal Way Bunut dan Way Raman.
Kedua anak sungai itu mampu menyedot mayoritas para remaja, di Way Bunut warga senang memanfaatkannya untuk ngabuburit sambil memancing karena ada jembatan gantungnya. Sedangkan Way Raman di pinggiran dibuat tempat nongkrong sambil melihat bendungan dari atas.
Dam Raman, danau yang merupakan sumber potensi air terbesar di Metro tersebut, hanya berjarak 8 Km dari pusat Kota Metro dan 55 Km dari Bandar Lampung. Kawasan Dam Raman memiliki total luas 26 Ha terdiri 24 Ha lahan eks Benkok dan 2 Ha hutan sengon.
Di seputaran lahan Dam Raman juga bisa melihat pohon penghijauan jenis Jabon selain akasia yang tertanam rapi di sekitar lahan yang mengitari bantaran sepanjang Dam Raman dan anak sungai Way Bunut yang terlihat ada jembatan gantung.
"Di sini terasa asyik karena pemandangannya indah di samping ikannya banyak. Kalau ada perahu, akan menambah asyik berkeliling di Danau Dam Raman," ujar Hesti warga Hadimulyo, yang ditemui saat bersantai di sana sambil menunggu berbuka.
Tak beda dengan Hadi dan kawan-kawannya, dengan asyiknya memancing sambil menikmati pemandangan. Di bendungan Dam Raman tampak terlihat belahan dua sungai yang akrab, warga menyebutnya kanal Way Bunut dan Way Raman.
Kedua anak sungai itu mampu menyedot mayoritas para remaja, di Way Bunut warga senang memanfaatkannya untuk ngabuburit sambil memancing karena ada jembatan gantungnya. Sedangkan Way Raman di pinggiran dibuat tempat nongkrong sambil melihat bendungan dari atas.
Dam Raman, danau yang merupakan sumber potensi air terbesar di Metro tersebut, hanya berjarak 8 Km dari pusat Kota Metro dan 55 Km dari Bandar Lampung. Kawasan Dam Raman memiliki total luas 26 Ha terdiri 24 Ha lahan eks Benkok dan 2 Ha hutan sengon.
Di seputaran lahan Dam Raman juga bisa melihat pohon penghijauan jenis Jabon selain akasia yang tertanam rapi di sekitar lahan yang mengitari bantaran sepanjang Dam Raman dan anak sungai Way Bunut yang terlihat ada jembatan gantung.
Dam
Raman juga akan dibangun objek wisata yang di dalamnya bertema nuansa
kolonisasi. Nuansa kolonisasi (tempoe doloe) itu diintegrasikan dengan
nuansa alam. Di taman wisata koloni itu juga desain SDM-nya pun bergaya
kolonisasi.
sumber : wisatametrolampung.blogspot.co.id
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
0 Response to "Wisata Waduk Dam Raman - Metro Utara"
Posting Komentar